2. Perang Dagang dengan China Akan Memanas
Ketika membahas kepentingan ekonomi AS di luar negeri, tantangannya adalah Trump sering membuat pengumuman yang kacau mengenai ekonomi, kata Lucas. Salah satu contoh penting adalah usulannya untuk tarif global sebesar 10 persen hingga 20 persen yang tidak hanya berlaku untuk China tetapi juga untuk sekutu AS.
Ia mencatat bahwa meskipun Trump telah menyebutkan pengenaan tarif sebesar 60 persen hingga 100 persen terhadap China, kenyataannya adalah bahwa tindakan tersebut mungkin tidak mencapai tingkat tersebut.
Namun, kemungkinan pengenaan tarif saja dapat berdampak signifikan terhadap ekonomi AS dan hubungan perdagangannya. "Anda juga akan mengalami efek berantai karena Trump mengancam akan mempolitisasi Federal Reserve. Hal ini akan memengaruhi kebijakan moneter dan suku bunga." "Oleh karena itu, proyeksi pemotongan suku bunga pada tahun 2025 tidak lagi mendekati kepastian, dan dengan demikian akan memengaruhi prospek ekonomi," tambahnya.
Selama masa jabatan pertama Trump pada tahun 2017-2021, serangkaian tarif diberlakukan terhadap China sebagai bagian dari kebijakan ekonomi "America First" yang bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan beralih dari perjanjian perdagangan bebas multilateral ke perjanjian perdagangan bilateral.
Pada bulan Januari 2018, Trump mengenakan tarif sebesar 30 persen hingga 50 persen pada panel surya dan mesin cuci. Pada bulan Maret 2018, ia telah memberlakukan tarif sebesar 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium dari sebagian besar negara, yang memengaruhi sekitar 4,1 persen impor AS. Langkah ini diperluas pada bulan Juni 2018 untuk mencakup UE, Kanada, dan Meksiko.