Menurutnya, perselisihan tarif telah menyebabkan perdagangan antara kedua negara hampir kehilangan USD600 miliar, serta mengganggu rantai pasokan, memicu kekhawatiran stagnasi ekonomi, dan memicu sejumlah PHK.
Pertemuan di Jenewa merupakan interaksi tatap muka pertama antara pejabat ekonomi senior AS dan China sejak Trump kembali berkuasa. Bessent mengatakan kesepakatan tersebut tidak mencakup tarif khusus sektor. AS akan terus melakukan penyeimbangan ulang di berbagai bidang termasuk obat-obatan, semikonduktor, dan baja yang memiliki kerentanan rantai pasokan.
Di sisi lain, kesepakatan tersebut jauh dari yang diharapkan banyak analis setelah berminggu-minggu beretorika tentang perdagangan. "Ini lebih baik dari yang saya harapkan. Saya pikir tarif akan dipotong menjadi sekitar 50 persen," kata Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management di Hong Kong.
"Jelas, ini adalah berita yang sangat positif bagi perekonomian di kedua negara dan bagi perekonomian global. Berita ini juga membuat investor tak terlalu khawatir tentang kerusakan pada rantai pasokan global dalam jangka pendek," tutur Zhang.
Sejak menjabat pada Januari, Trump telah menaikkan tarif yang dibayarkan oleh importir AS untuk barang-barang dari China menjadi 145 persen. China membalas dengan memberlakukan pembatasan ekspor pada beberapa elemen bagi produsen senjata dan barang elektronik konsumen AS, dan menaikkan tarif barang AS hingga 125 persen.