Sementara itu, terkait gempa bumi di Cianjur, Hendra menjelaskan bahwa daerah yang menjadi pusat sumber gempa tersebut merupakan kawasan rawan bencana gempa bumi, di mana struktur tanah atau batuannya kurang terkonsolidasi. Karena batuannya relatif mudah, apabila terjadi gempa bumi, akan memperkuat efek dari guncangan gempa.
Terlebih, informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa sumber gempa merupakan gempa bumi dangkal yang tidak jauh dari patahan aktif sesar Baribis.
Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan bahwa hal terpenting dalam bencana gempa bumi adalah bagaimana mengidentifikasi daerah-daerah dengan resiko tinggi ataupun rendah, sehingga Pemerintah Daerah mempunyai acuan dalam pengembangan tata ruang untuk pembangunan di wilayahnya.
Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi telah mengirim Tim Tanggap Darurat ke lokasi bencana guna melakukan pemetaan dampak gempa bumi dan memberikan rekomendasi teknis guna membantu Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi lokasi bencana.
Di samping itu, Kementerian ESDM dibantu PLN dan Pertamina terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan juga Posko Satgas Bencana BUMN di Cianjur untuk selalu berkoordinasi dalam upaya pemulihan pasokan energi ke wilayah terdampak.
(FRI)