Dia mencontohkan pembelian bahan baku yang seharusnya H-2, namun ada yang membeli H-4. Selain itu, BGN telah menetapkan proses memasak sampai delivery tidak lebih dari 6 jam, optimalnya di 4 jam.
Namun, banyak SPPG yang tidak mematuhi aturan tersebut. “Seperti di Bandung itu ada yang memasak dari jam 9 dan kemudian di delivery-nya ada yang sampai jam 12, ada yang jam 12 lebih," ungkapnya.
Kendati demikian, Dadan memastikan, pihaknya telah mengambil tindakan untuk SPPG yang tak patuh terhadap SOP dan menimbulkan kegaduhan. Salah satunya, dengan menutup SPPG hingga evaluasi dan perbaikan dilakukan.
"Kemudian mereka juga harus mulai memitigasi terkait dengan trauma yang akan timbul pada penerima manfaat. Dan oleh sebab itu, penutupan bersifat sementara tersebut waktunya tidak terbatas, tergantung dari kecepatan SPPG dapat mampu melakukan penyesuaian diri dan juga menunggu hasil investigasi," kata dia.
(Febrina Ratna Iskana)