IDXChannel - Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi mencatat jumlah kedatangan warga negara asing (WNA) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali meningkat signifikan sepanjang Januari-Agustus 2024.
Data perlintasan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Ngurah Rai menunjukkan, jumlah kedatangan WNA menjadi 4,46 juta orang. Realisasi ini bertambah 823,78 ribu WNA atau naik 22,62 persen dibanding periode Januari-Agustus 2023 yang sebanyak 3,64 juta WNA.
Untuk keberangkatan, tren yang sama juga terlihat. Pada 2023, sebanyak 3,66 juta penumpang tercatat berangkat melalui Bandara Ngurah Rai. Sedangkan pada 2024, jumlah ini meningkat menjadi 4,48 juta penumpang atau naik sebanyak 22,24 persen.
Secara total, arus penumpang yang melintasi Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (baik kedatangan maupun keberangkatan) dari Januari-Agustus 2024 mencapai 8,14 juta orang.
“Peningkatannya [kedatangan WNA di Bali] di atas 20 persen dibanding tahun lalu. Salah satu faktor yang berpengaruh, yaitu optimalisasi layanan WNA yang kami lakukan secara komprehensif dengan menyediakan layanan visa secara online melalui website evisa.imigrasi.go.id," kata Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim dalam keterangan resminya, ditulis Sabtu (14/9).
"Di website tersebut, WNA dapat membuat semua jenis visa Indonesia, termasuk visa on arrival, bahkan juga dapat memperpanjang izin tinggal. Pengajuan dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, ditambah lagi pembayaran dapat dilakukan dengan kartu kredit seperti saat berbelanja online,” ujarnya.
Silmy menambahkan, selain optimalisasi layanan visa, Imigrasi telah mengoperasikan 60 autogate di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai sejak Maret 2024.
Autogate tersebut dapat digunakan oleh warga negara asing, sehingga lalu lintas pemeriksaan keimigrasian menjadi semakin cepat dan nyaman. Proses pemeriksaan Imigrasi dengan autogate hanya membutuhkan waktu 15-25 detik per penumpang.
Kenaikan angka kedatangan WNA tersebut juga mencerminkan peningkatan aktivitas penerbangan dan pergerakan penumpang pasca pandemi.
Silmy menyebut, tingginya angka perlintasan tersebut perlu didukung dengan peningkatan pelayanan berbasis digital yang berkelanjutan.
“Saat ini, pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan visa yang lebih selektif jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Negara-negara yang sebelumnya bisa ke Indonesia dengan bebas visa, sekarang mayoritas perlu apply VoA," tuturnya.
"Akan tetapi justru jumlah kedatangan lebih tinggi sekarang karena kita mudahkan, dari mulai pembuatan VoA secara online sampai pemeriksaan Imigrasi di bandara pakai autogate. Kita usahakan supaya mereka mendapat experience yang terbaik,” kata Silmy.
(Fiki Ariyanti)