Tidak hanya itu, BMKG juga mendeteksi adanya peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knot, terpantau di Laut Arafuru, di Laut Banda, dan di Samudra Hindia Barat Daya Banten hingga Barat Daya Lampung, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.
“Intrusi udara kering/dry intrusion dari BBS melintasi wilayah Samudra Hindia Selatan Jawa. Kondisi ini yang mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab yaitu di wilayah Pesisir Selatan Jawa,” paparnya.
BMKG pun mengungkapkan secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 2 hingga 8 Juli 2024, berupa potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang potensi hujan sedang lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah.
1. Aceh,
2. Sumatera Utara,
3. Sumatera Barat,
4. Riau,
5. Kep. Riau,
6. Jambi,
7. Bengkulu,
8. Sumatera Selatan,
9. Kep. Bangka Belitung,
10. Lampung,
11. Banten,
12. DKI Jakarta,
13. Jawa Barat,
14. Jawa Tengah,
15. DI Yogyakarta,
16. Jawa Timur,
17. Bali,
18. NTB,
19. NTT,
20. Kalimantan Barat,
21. Kalimantan Tengah,
22. Kalimantan Selatan,
23. Kalimantan Timur,
24. Kalimantan Utara,
25. Sulawesi Utara,
26. Gorontalo,
27. Sulawesi Tengah,
28. Sulawesi Barat,
29. Sulawesi Selatan,
30. Sulawesi Tenggara,
31. Maluku Utara,
32. Maluku,
33. Papua Barat Daya,
34. Papua Barat,
35. Papua Tengah,
36. Papua Pegunungan,
37. Papua dan
38. Papua Selatan.
Kemudian, potensi angin kencang di wilayah:
1. Bali,
2. Nusa Tenggara Barat,
3. Nusa Tenggara Timur,
4. Kalimantan Selatan,
5. Sulawesi Selatan,
6. Sulawesi Tenggara,
7. Maluku, dan
8. Papua Selatan.
(SLF)