Dia menambahkan, dengan pengalaman di Banda Aceh, sudah terpasang 533 seismograf khusus menghadapi megathrust dan tsunami, mulai dari Sumatera, Jawa, dan beberapa di Nusa Tenggara Barat (NTB) maupun Nusa Tenggara Timur (NTT).
Lebih jauh Dwikorita mengatakan, jumlah alat deteksi dini yang telah terpasang lebih dari cukup menghadapi potensi gempa dan tsunami megathurst itu. Dia menyoroti perihal kesiapsiagaan masyarakat ketika alarm pendeteksi dini gempa dan tsunami menyala.
Menurutnya, diperlukan kolaborasi antar stakeholder terkait untuk memastikan kesiapan sosio-kultural di masyarakat yang dilalui potensi megathrust.
"Insyaallah dari segi sistem deteksi dan monitoring cukup dari jumlah alat, namun yang harus dijaga adalah bagaimana masyarakat itu. Meskipun sistem ada, tapi kalau masyarakat dan pemerintah daerah tidak siap, sama saja ada peringatan dini tidak ada yang merespons," ujar Dwikorita.