"Konsepnya adalah peringatan dini bencana, khususnya tsunami. BMKG memasang alat peringatan dini apabila terjadi gempa bumi dan tsunami kemudian dilanjutkan BNPB meneruskan peringatan dini tersebut kepada masyarakat melalui berbagai media seperi sirine, rambu evakuasi, tempat evakuasi dan juga pembentukan Desa Tangguh Bencana", kata Suharyanto.
"Dalam rangka koordinasi semua langkah kegiatan itu perlu adanya pusat pengendalian operasi," katanya.
Pusdalops BPBD nantinya akan dibangun dengan fasilitas yang lengkap seperti fasilitas pengetahuan, fasilitas untuk menerima informasi ancaman bencana dan BMKG dan stakeholder terkait, sarana dan prasarana koordinasi keposkoan menjadi posko yang siap diaktivasi saat terjadi bencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan menggunakan dana pinjaman dari Bank Dunia dengan jadwal pengerjaan selama 150 hari.
"Proyek ini nantinya akan dihibahkan ke pemerintah daerah, maka saya minta kepada Kalaksa BPBD laksanakan semaksimal mungkin, penuhi waktunya jangan sampai mundur dari 150 hari. Pastikan kualitas seusai dengan standar yang diharapkan," tegas Suharyanto.