“Mereka memiliki kepentingan masing-masing. Untuk kali ini akan disiagakan dengan adanya fenomena yang tadi, Cold Surge, kemudian ada MJO (Madden Julian Oscillation), kemudian ada musim hujan, La Nina lemah. Jadi kita antisipasi, jangan sampai terjadi seperti tahun 2019. Sehingga di Bekasi itu jebol, seperti itulah,” kata dia.
Guswanto pun menegaskan bahwa modifikasi cuaca sebenarnya dibutuhkan dalam rangka untuk mengurangi intensitas daripada cuaca atau keekstriman daripada fenomena, bukan untuk menghilangkan bencana.
“Jadi bukan menghilangi bencana, jadi mengurangi ekstremitas daripada cuaca ekstrim, sehingga kalau jadi bencana itu dampaknya tidak meluas. Terus itu kita atur, misalkan kalau dilindungi Jakarta maka curah hujan, awan hujan belum masuk Jakarta, disana dijatuhkan di lautan,” katanya.
(Nur Ichsan Yuniarto)