"Orang tua memiliki kondisi mendasar lainnya, hanya sejumlah kecil yang meninggal secara langsung karena gagal napas yang disebabkan oleh infeksi COVID," tambahnya.
"Kami tidak menghindari bahaya COVID. Pada saat yang sama kita perlu menilai bahaya COVID secara ilmiah."
Dari timur laut negara itu ke barat daya, pekerja krematorium mengatakan kepada AFP bahwa mereka berjuang untuk mengimbangi lonjakan kematian.
Beijing pekan lalu mengakui skala wabah menjadi "tidak mungkin" untuk dilacak setelah berakhirnya pengujian massal wajib.
Negara itu mencatat 3.049 kasus COVID-19 domestik baru pada Rabu dan nol kematian baru.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada Senin mengatakan lonjakan infeksi di China telah menjadi masalah yang menjadi perhatian internasional.
"Kami tahu bahwa setiap kali virus menyebar, bahwa ia berada di alam liar, bahwa ia memiliki potensi untuk bermutasi dan menimbulkan ancaman bagi orang-orang di mana pun," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
"Jumlah korban virus menjadi perhatian seluruh dunia mengingat ukuran PDB China, mengingat ukuran ekonomi China."
(DKH)