IDXChannel - China tidak akan lagi memanfaatkan perlakuan khusus yang diberikan kepada negara-negara berkembang di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Pekan ini, Perdana Menteri China Li Qiang mengumumkan kebijakan tersebut dalam pidatonya pada sebuah forum pembangunan di New York, di sela-sela pertemuan tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dilansir dari AP pada Kamis (25/9/2025), status negara berkembang untuk China di WTO telah lama dikritik Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
WTO memberikan perlakuan khusus bagi negara berkembang, termasuk waktu persiapan yang lebih lama untuk mengimplementasikan perjanjian perdagangan, fasilitasi bantuan teknis, pengecualian terhadap beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh negara-negara kaya.
Meski melepaskan hak istimewa sebagai negara berkembang di WTO, Beijing menegaskan China tetaplah bagian dari dunia berkembang.
"China tetaplah negara berkembang," kata utusan China di WTO Li Yihong.
"Isu status negara berkembang dan perlakuan istimewa yang didapat adalah dua isu yang berbeda meskipun saling terkait," katanya.
AS selama ini mempertanyakan status negara berkembang untuk China di WTO. Pasalnya, China adalah raksasa ekonomi dunia dan kerap memberikan bantuan pembangunan internasional layaknya negara maju.
Kebijakan ini muncul di tengah konflik ekonomi antara China dan AS, yang mulai mereda seiring berjalannya negosiasi. (Wahyu Dwi Anggoro)