sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Demi Penelitian, Universitas Boston Kembangkan Strain Covid-19 yang Lebih Mematikan

News editor Febrina Ratna
18/10/2022 20:06 WIB
Ilmuwan dari Universitas Boston menimbulkan polemik baru di tengah masyarakat. Itu karena mereka menciptakan varian Covid-19 yang lebih berbahaya dari Omicron.
Demi Penelitian, Universitas Boston Kembangkan Strain Covid-19 yang Lebih Mematikan. (Foto: MNC Media)
Demi Penelitian, Universitas Boston Kembangkan Strain Covid-19 yang Lebih Mematikan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ilmuwan dari Universitas Boston menimbulkan polemik baru di tengah masyarakat. Itu karena mereka menciptakan varian Covid-19 yang lebih berbahaya dari Omicron.

Dilansir dari DailyMail pada Senin (17/10/2022), tim ilmuwan Universitas Boston menggabungkan varian Omicron dengan varian asli Covid-19 dari Wuhan yang mampu mencapai tingkat kematian hingga 80% pada tikus-tikus laboratorium.

Dalam penelitian terbaru, yang  belum ditinjau oleh rekan sejawat, tim peneliti dari Boston dan Florida mengekstraksi protein dari bagian spike Omicron, struktur unik yang mengikat dan menyerang sel manusia.

Spike ini selalu ada pada virus dan terus menerus berevolusi. Namun, pada virus Omicron protein ini bermutasi hingga lusinan kali sehingga penularannya begitu cepat.

Kemudian, para peneliti menempelkan spike Omicron pada strain wildtype Covid-19 asli yang pertama kali muncul di Wuhan pada awal pandemi. Peneliti pun mengamati dampak strain hibrida baru dibandingkan dengan varian Omicron asli pada tikus laboratorium.

Hasilnya adalah tikus-tikus yang dipaparkan oleh varian Omicron standar hanya mengalami gejala ringan dan berhasil bertahan hidup. Sementara varian Omicron S menimbulkan penyakit parah dengan tingkat kematian 80 persen.

Para peneliti mengatakan itu menandakan bahwa sementara protein spike bertanggung jawab atas infektivitas, perubahan pada bagian lain dari strukturnya menentukan kecepatan kematiannya.

Penelitian tersebut dinilai saat berbahaya meskipun dilakukan di AS. Itu karena ada kekhawatiran dapat memicu pandemi Covid-19 yang lebih parah.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement