sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dugaan Senyawa Obat Jadi Pemicu Gagal Ginjal, Ini Penjelasan Pakar Unpad 

News editor Kevi Laras
20/10/2022 20:39 WIB
Pakar farmasi Unpad beri paparan terkait dugaan senyawa obat yang memicu gagal ginjal.
Dugaan Senyawa Obat Jadi Pemicu Gagal Ginjal, Ini Penjelasan Pakar Unpad  (Dok.MNC)
Dugaan Senyawa Obat Jadi Pemicu Gagal Ginjal, Ini Penjelasan Pakar Unpad  (Dok.MNC)

IDXChannel - Kasus gagal ginjal akut yang misterius dikaitkan peristiwa serupa di Gambia yang diduga dipicu obat dengan kandungan senyawa dietilen glikol dan etilen glikol dalam obat parasetamol. 

Terkait dua senyawa tersebut, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. apt. Muchtaridi, PhD mengatakan, perlu ditelusuri lebih jauh apakah benar memang dua senyawa tersebut yang menjadi penyebab gagal ginjal akut. 

Mengingat adanya pernyataan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyebut bahwa obat yang menyebabkan kematian di Gambia itu tidak terdaftar di Indonesia.

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. apt. Muchtaridi, PhD, menjelaskan, dietilen glikol dan etilen glikol merupakan senyawa pelarut organik dengan rasa manis yang kerap disalahgunakan untuk pelarut obat. Bagi anak-anak, rasa manis tentu akan mempermudah untuk meminum obat.

Kelarutan dan rasa manisnya tersebut kerap disalahgunakan untuk mengganti propilen glikol atau polietiken glikol. 

"Masalahnya, dietilen glikol dan etilen mengalami oksidasi oleh enzim,” kata Prof. Muchtaridi dikutip dari laman website resmi Unpad, Kamis (20/10/2022).

Lebih lanjut Prof. Muchtaridi menjelaskan  oksidasi oleh enzim yang terjadi ketika senyawa itu masuk ke dalam tubuh. Nantinya, hasil oksidasi itu bisa membentuk asam oksalat yang memicu pembentukan batu ginjal.

Lalu, sejauh mana bahaya terbentuknya asam oksalat bagi ginjal?  Prof. Muchtaridi menjelaskan, asam oksalat ketika sudah mengkristal akan berbentuk seperti jarum tajam. 

"Asam oksalat kelarutannya kecil, kalau ketemu kalsium akan terbetuk garam yang sukar larut air dan larinya akan ke organ seperti empedu dan ginjal. Jika lari ke ginjal akan jadi batu ginjal. Kristalnya tajam akan mencederai ginjal,”jelasnya. 

Prof. Muchtaridi pun membeberkan dampak yang terjadi bagi anak-anak dengan kondisi tersebut. Anak-anak yang notabene memiliki ukuran ginjal lebih kecil, akan terdampak cukup parah. Tak hanya terpapar di ginjal, efeknya bisa sampai lari ke jantung dan dapat pula sebagai pemicu mempercepat kematian.

Melihat permasalahan itu, Prof.Muchtaridi pun menyarankan agar menghindari dahulu penggunaan parasetamol sirup dan menggantinya dengan mengonsumsi parasetamol berbentuk tablet. Lagipula menurutnya, penggunaan puyer dinilai lebih manjur untuk anak-anak.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement