Dalam pernyataan terpisah, Enterprise Singapore menyatakan pihaknya mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekspor non-migas sebesar 1 persen hingga 3 persen tahun ini, dengan mengatakan pihaknya memperkirakan terjadi pelemahan di paruh kedua tahun ini setelah awal tahun 2025 yang lebih kuat dari perkiraan.
"Secara umum, seiring dengan berkurangnya aktivitas frontloading dan tarif timbal balik yang kembali berlaku mulai 7 Agustus 2025, hal ini dapat membebani aktivitas ekonomi dan perdagangan global," demikian pernyataan perusahaan tersebut.
Meskipun memiliki perjanjian perdagangan bebas dan mengalami defisit perdagangan dengan AS, pusat keuangan yang kaya ini masih dikenai tarif sebesar 10 persen oleh Washington.
Presiden Trump juga mengatakan akan mengenakan tarif sekitar 100 persen pada impor semikonduktor, dengan pengecualian bagi perusahaan yang memproduksi di AS atau telah berkomitmen untuk melakukannya, dan tarif pada impor farmasi yang akan naik hingga 150 persen dalam waktu 18 bulan dan akhirnya menjadi 250 persen.
Angka-angka dari laporan bank sentral menunjukkan bahwa produk farmasi menyumbang 12,3 persen dari ekspor negara-kota tersebut ke AS pada tahun 2024. Sementara semikonduktor menyumbang 1,6 persen dari pengiriman, dan peralatan elektronik serta semikonduktor lainnya menyumbang 15,0 persen dari ekspor ke Amerika Serikat.