IDXChannel - Epidemiologi dan Peneliti Univeritas Griffith Australia, Dicky Budiman menjelaskan, peningkatan kasus Covid-19 menimbulkan gelombang-gelombang kecil dengan jarak bervariasi. Hal itu menjadikan Covid-19 cenderung berubah menjadi wabah yang bisa terjadi setahun atau dua tahun sekali.
Meskipun Covid-19 memiliki kecenderungan seperti wabah flu, akan tetapi umumnya kondisi ini terjadi akibat perilaku manusia seperti lebih banyak berkerumun, mobilitas yang tinggi, serta ditunjang dengan adanya faktor cuaca.
“Kalau di Eropa musim dingin, kalau di Indonesia mungkin musim hujan. Karena kenapa? Ya dalam konteks suhu dingin atau hujan cenderung orang akan lebih menurun daya tahan tubuhnya, cenderung orang lebih berkerumun di dalam ruangan, dan umumnya kualitas udara indoor juga buruk,” kata Dicky kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (16/12/2023).
Dia mengatakan jika melihat dari riset-riset yang telah dilakukan, virus Covid-19 memang memiliki mutasi cepat, dan menunjukkan kemampuannya yang lebih baik lagi dalam menginfeksi, lalu menyebar dan membuat benteng imunitas seseorang tertembus oleh virus tersebut.