“Mereka melakukannya dengan sangat kuat dengan India, tetapi mereka juga melakukannya dengan yang lain. Mereka melakukannya dengan Indonesia, dan itu membuat Indonesia membatalkan pesanan pesawat tempur Rusia. Mereka melakukannya dengan Mesir, di mana tidak dikatakan sangat keras, tetapi Mesir memiliki pesanan untuk pesawat tempur dari Rusia dan itu telah hilang. Cukup jelas, menurut saya, bahwa AS menekan mereka," paparnya.
Masalahnya sudah ada sebelum invasi besar-besaran ke Ukraina, meskipun telah diperburuk oleh langkah revanchist Presiden Vladimir Putin. "Mereka masih memiliki masalah itu," kata Wezeman.
"Invasi, tentu saja, menambah tekanan dari AS dan negara-negara lain: 'Jangan membeli dari Rusia. Anda bersama kami atau melawan kami. Jika Anda membeli dari Rusia, Anda sepertinya Anda menentang kami. Dan jika Anda bersama kami, mungkin kami bersedia menyediakan semua jenis teknologi yang luar biasa'," paparnya.
"Mungkin dua tahun lalu itu akan sedikit rapuh, tapi sekarang mereka mau melakukannya," imbuh dia. Pemerintah Rusia belum berkomentar atas laporan yang diterbitkan SIPRI.
(DKH)