IDXChannel - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk meredam gelombang demonstrasi pro-Palestina di Negeri Paman Sam tersebut.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (25/4/2024), gelombang unjuk rasa pro-Palestina di AS semakin meluas dalam beberapa bulan terakhir. Aksi ini dimotori mahasiswa dan aktivis.
“Apa yang terjadi di kampus-kampus Amerika sungguh mengerikan,” kata Netanyahu.
Netanyahu menuduh aksi unjuk rasa pro-Palestina sebagai tindakan anti-semitik. Dia mengeluhkan respons dari pihak universitas dan aparat pemerintah AS yang dianggapnya masih terlalu lunak.
"Ini tidak masuk akal. Harus dihentikan. Harus dikutuk dan dikecam tegas," katanya.
"Tanggapan dari beberapa rektor universitas sangat memalukan, tambahnya.
Para pengunjuk rasa memprotes aksi Israel di Jalur Gaza yang memicu krisis kemanusiaan di wilayah Palestina tersebut. Lebih dari 34 ribu orang telah tewas sejak konflik pecah pada Oktober 2023.
Protes atas tindakan Israel di Gaza telah meningkat di kampus-kampus AS dalam beberapa pekan terakhir, dengan perang Gaza yang kini memasuki bulan ketujuh.
Para demonstran menyerukan gencatan senjata segera. Mereka juga mendorong boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan Israel.
Ratusan mahasiswa telah ditangkap polisi ataupun dihukum pihak universitas. Meski demikian, aksi unjuk rasa sampai saat ini tidak menunjukkan tanda akan mereda dalam waktu dekat. (WHY)