IDXChannel - Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Oktory Prambada Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Gunung Semeru telah terjadi 56 kali erupsi eksplosif sejak tahun 1818.
“Bahwa ini Gunung Semeru adalah Gunung Api tertinggi di Jawa dan juga aktivitasnya juga tertinggi di Jawa. Ada 56 erupsi eksplosif sejak 1818,” ungkap dia saat Konferensi Pers Badan Geologi: Perkembangan Aktivitas Semeru, Rabu (7/12/2022).
Oktory mengatakan interval letusan Gunung Semeru 1 hingga 20 tahunan. Bahkan, kondisi saat ini bisa lebih pendek.
"Kemudian interval letusan lebih 1 hingga 20 tahun interval, tapi kondisi saat ini, interval ini bisa lebih pendek. Erupsi Gunung Semeru itu bisa terjadi beberapa kali kejadian sehari, rata-rata 10 sampai 40 kejadian sehari,” ungkap Oktory.
Oktory mengungkapkan bahwa potensi awan panas guguran yang harus diwaspadai karena mengancam keselamatan masyarakat sekitar.
“Kemudian, potensi yang mengancam di sini juga adalah kolom abu kemudian awan panas guguran," kata dia.
Oktory pun menjelaskan perbedaan antara erupsi dengan awan panas guguran.
“Saya akan memberikan suatu penjelasan bahwa untuk erupsi Gunung Api Semeru dan awan panas guguran itu merupakan dua proses yang berbeda," jelas dia.
“Erupsi adalah naiknya dinamika magma ke permukaan sehingga mengakibatkan letusan. Sedangkan awan panas guguran disini adalah longsornya magma abu vulkanik yang terakumulasi karena letusan-letusan yang terjadi setiap hari tersebut. Jadi erupsi dan awan panas guguran itu merupakan proses mekanisme yang berbeda,” paparnya.
(SLF)