Pada bulan Juli, bank sentral memangkas suku bunga acuannya sebesar 300 basis poin dan memulai kembali siklus pelonggaran yang sempat terhenti pada Maret, akibat fluktuasi atas tindakan keras hukum terhadap oposisi utama sehingga memicu gejolak domestik dan pasar.
Sementara itu, pasar kembali terguncang pada minggu ini ketika pengadilan menggulingkan ketua oposisi utama provinsi Istanbul, dengan memberikan pukulan hukum baru bagi lawan-lawan Erdogan dan memicu penurunan tajam di pasar saham dan obligasi Turki.
Gejolak dan angka inflasi bulan Agustus kemungkinan akan memperlambat rencana bank sentral untuk memangkas suku bunga. Hal ini karena faktor tersebut juga membebani pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Program jangka menengah sebelumnya yang dikeluarkan pada September 2024 menargetkan inflasi satu digit pada 2026, dan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada 2027.
Program tersebut memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,3 persen pada 2025, lalu 3,8 persen pada 2026, dan mencapai 5 persen pada 2028. Program tersebut juga menyatakan bahwa potensi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan meningkat sebesar 0,5 persen selama program tersebut berlangsung berkat reformasi struktural.