sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Istana Minta Maaf Terkait Kisruh Penyaluran LPG 3 Kg

News editor Binti Mufarida
06/02/2025 22:19 WIB
Istana melalui Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Prita Laura, menyampaikan permohonan maaf pemerintah atas kekisruhan dalam mendapatkan gas LPG 3 kg.
Istana Minta Maaf Terkait Kisruh Penyaluran LPG 3 Kg. (Foto: MNC Media)
Istana Minta Maaf Terkait Kisruh Penyaluran LPG 3 Kg. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Istana melalui Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Prita Laura, menyampaikan permohonan maaf pemerintah atas kekisruhan yang terjadi seiring kesulitan masyarakat dalam mendapatkan gas LPG 3 kg.

Terlebih lagi, masih banyak keluhan masyarakat yang harus mengantre panjang dan kelelahan, bahkan hingga menimbulkan korban, untuk mendapatkan gas LPG 3 kg.

“Kami minta maaf betul kepada masyarakat yang sudah begitu sulit untuk mendapatkan tabung LPG bahkan kemudian ada korban juga, kelelahan dan sebagainya, kami minta maaf betul tapi kami benar-benar mendengarkan masukan-masukan dari masyarakat dan dari NGO, dari pengamat, dari media, terus kami terima masukannya untuk perbaikan,” ujar Prita dalam program INTERUPSI “Gaduh Gas 'Melon', Siapa Tertuduh?” di iNews TV, Kamis (6/2/2025) malam.

Prita juga menekankan pentingnya koordinasi dan perbaikan tata kelola dalam distribusi LPG 3 kg. Meskipun, aspek teknis pelaksanaan kebijakan tersebut merupakan ranah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Nah bicara soal koordinasi, kembali lagi tadi padahal yang tadi disampaikan bahwa koordinasi mengenai perbaikan tata kelola pastinya dilakukan. Ketika bicara teknis lagi-lagi ini ranah Kementerian, kita harus pahami hal tersebut terlebih dahulu,” kata Prita.

Lebih lanjut, Prita menjelaskan  masalah harga LPG 3 kg yang terus naik di pengecer selama ini juga menjadi perhatian pemerintah. Dia mengungkapkan adanya temuan pengecer yang menjual LPG dengan harga di atas Rp20.000, bahkan dengan tabung yang tidak sesuai beratnya.

“Kami menemukan ada pengecer yang biasanya dia membeli tabung gas LPG dia menjual di atas Rp20 ribu dan kemudian dia membelinya dari seseorang yang mengantarkan pakai motor. Dan kami tanyakan tahukah pangkalannya di mana, tidak tahu. Kami tanyakan ketika kemudian jumlahnya diangkut begitu kg-nya kurang dari 3 kg, lapornya ke mana, tahukah? Tidak tahu,” kata dia.

“Ujung-ujungnya kan kita akan menghadapi masyarakat miskin masyarakat yang rentan yang membutuhkan subsidi tersebut yang dirugikan. Ruginya bentuknya apa? Ruginya dikurangi jumlah kilogramnya karena praktik-praktik namanya suntik-suntikan, dipindahkan gasnya pelan-pelan begitu ke dalam tabung gas baru,” sambung Prita.

Prita juga menyebutkan adanya praktik oplosan LPG 3 kg yang merugikan masyarakat. Seperti yang dialami oleh seorang tukang gorengan yang menyampaikan bahwa satu tabung gas 3 kg biasanya bisa dipakai 10 hari tapi tiba-tiba cuma 5 hari.

“Terus kemudian ketika tabung yang digoyang-goyang gitu isinya ada airnya, ini ada praktik-praktik oplosan,” tambahnya.

Pemerintah, menurut Prita, berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem distribusi LPG agar lebih terkontrol dan tepat sasaran, terutama untuk masyarakat miskin yang berhak menerima subsidi. Dia juga mengimbau bagi masyarakat yang tidak berhak menerima untuk tidak membeli LPG 3 kg.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement