"Karena kalau menurut data sampai Mei 2025, itu sudah tercipta, satu tahun terakhir tercipta lapangan kerja sebesar 3,6 juta lapangan kerja. Februari to Februari ya. Jadi Februari 2024 sampai Februari 2025 tercipta sekitar 3,6 juta lapangan kerja. Lapangan kerja di Indonesia ada," kata dia.
"Tapi ada pilihan di luar negeri yang menarik kan nggak apa-apa," lanjutnya.
Hasan juga menggarisbawahi bahwa budaya merantau telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, sehingga keputusan untuk bekerja di luar negeri bukanlah hal baru, melainkan bagian dari dinamika global yang bisa membawa manfaat besar bagi individu.
"Jadi kan kita sudah terbiasa juga dengan budaya merantau. Jadi bukan karena tidak ada lapangan kerja di dalam negeri, tapi ada opsi yang menarik itu kan baik juga untuk diambil," katanya.
"Toh banyak negara juga sekarang mengalami kekurangan tenaga kerja. Negara-negara yang jumlah penduduknya sedang mengalami penurunan, mereka mengalami kekurangan tenaga kerja. Kesempatan itu jadi peluang emas buat kita," lanjut dia.
Lebih lanjut, Hasan mengatakan bahwa bekerja di luar negeri justru menambah skill hingga networking. Sehingga, kerja di luar negeri tidak bisa dianggap karena tidak ada peluang kerja dalam negeri.
"Ya kan teman-teman kita yang ambil kerjaan di luar bukan karena tidak ada kesempatan di dalam negeri, tapi ada kesempatan yang juga cukup menjanjikan ada di luar negeri. Tapi kira-kira kayak gitulah gambarannya. Analoginya, analogi kuliah aja. Bukan tidak ada di dalam, tapi kesempatan di luar. Kalau ada, kenapa nggak? Kira-kira begitu," katanya.
(Nur Ichsan Yuniarto)