Persyaratan terbaru untuk pelancong dari China
Kekhawatiran tersebut juga merebak di luar Cina. Semakin banyak negara yang mewajibkan tes PCR pra-terbang, dengan mengajukan argumen, syarat itu diperlukan karena pemerintah China tidak memberikan informasi yang cukup tentang wabah tersebut, terutama tentang potensi munculnya varian baru.
Uni Eropa pada hari Rabu (04/01) "sangat mendorong" negara-negara anggotanya untuk memberlakukan pengujian COVID-19 sebelum keberangkatan, meskipun tidak semua melakukannya. Amerika Serikat juga mewajibkan hasil tes negatif untuk pelancong dari
China dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan.
China mengkritik persyaratan tersebut dan memperingatkan tindakan balasan. Juru bicara pemetimtah di Beijing mengatakan, situasinya terkendali dan menolak tuduhan kurangnya persiapan untuk pembukaan perbatasan kembali.
Perbatasan dengan Hong Kong kembali dibuka
Terlepas dari kekhawatiran itu, Hong Kong mengumumkan akan membuka kembali beberapa penyeberangan perbatasannya dengan China daratan pada hari Minggu (08/01) dan mengizinkan puluhan ribu orang untuk menyeberang setiap hari tanpa harus menjalani karantina.
Pos pemeriksaan perbatasan darat dan laut di Hongkong dengan China daratan sebagian besar telah ditutup selama hampir tiga tahun dan pembukaan kembali diharapkan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk sektor pariwisata dan ritel Hong Kong.
China juga secara bertahap membuka diri untuk kunjungan pejabat asing, dengan menjamu Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada pekan ini.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga dijadwalkan akan melakukan kunjungan pertamanya ke Beijing pada bulan ini atau berikutnya, di mana dia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qin Gang yang baru dilantik, yang sebelumnya merupakan mantan Duta Besar China untuk AS.
(DKH)