Menurut Risma, hal ini menjadi tantangan yang berat bagi para pendidik untuk menciptakan agen perubahan yang dapat bekerja tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk masyarakat.
Oleh karena itu, Risma mengatakan pihaknya akan mempelajari penerapan teknologi dan pendidikan di Korea Selatan dan membuka kemungkinan kerja sama antar dua negara dalam pengembangan SDM maupun pemberdayaan masyarakat.
Sementera itu, Profesor Chun Ho Hwan mengapresiasi Mensos yang ikut turut serta dalam diskusi dan kuliah umum. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan dedikasi dan keseriusan Mensos dalam upaya peningkatan kualitas SDM di institusi yang dipimpinnya. Untuk itu, Profesor asal Busan ini mengungkap kesediannya untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Sosial.
“Kami berdiskusi untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dan mahasiswanya. Kami ingin mengajak mereka untuk melihat pendidikan dengan teknologi yang baik di Korea. Jadi, kami sepakat, cepat atau lambat, akan ada pejabat yang data ke Busan untuk mendiskusikannya lebih detail,” katanya seperti diterjemahkan.
Senada dengan Profesor Chun, Profesor Kim mengungkapkan kesediannya untuk menjembatani kerja sama antara kedua negara.
Sedangkan dalam hak perwujudan SDM berkualitas, pria yang fasih berbahasa Indonesia ini menekankan pentingnya prinsip kesetaraan dan menjaga martabat sebagai seorang pejabat publik. Ia meyakini, Kemensos bisa mewujudkan hal tersebut di bawah kepemimpinan Menteri Sosial saat ini.
"Beliau berperan penting untuk bangsa dan negara. semoga sumbangan beliau lebih membuat bangsa masyarakat lebih bahagia dan makmur," ujarnya.
(FRI)