Dian Kusumo Hapsari
IDXChannel - Kepala Secret Service AS Kimberly Cheatle mengundurkan diri setelah bertanggung jawab atas kegagalan keamanan dalam sebuah rapat umum kampanye yang menyebabkan mantan Presiden Donald Trump tertembak.
Badai politik melanda agensi tersebut setelah penembakan pada 13 Juli lalu, di mana para anggota parlemen dari Partai Republik dan Partai Demokrat menyerukan agar Cheatle mengundurkan diri. Serangan tersebut, yang menyebabkan Trump terluka dan satu orang tewas, menandai titik terdekat yang pernah terjadi dalam pembunuhan seorang presiden atau calon presiden sejak Ronald Reagan ditembak pada tahun 1981.
"Sebagai seorang pemimpin, dibutuhkan kehormatan, keberanian, dan integritas yang luar biasa untuk bertanggung jawab penuh terhadap organisasi yang ditugaskan untuk melakukan salah satu pekerjaan yang paling menantang dalam pelayanan publik," kata Presiden Joe Biden dalam sebuah pernyataan.
"Peninjauan independen untuk mencari tahu apa yang terjadi pada 13 Juli terus berlanjut, dan saya menantikan kesimpulannya."
FBI dan Cheatle sendiri menghadapi rentetan kritik dari anggota parlemen, mantan pejabat keamanan dalam negeri, dan pihak-pihak lain mengenai mengapa perimeter rapat umum Trump dibiarkan rentan terhadap serangan tersebut. Para pejabat AS mengatakan bahwa penyerang menembak dari atap sebuah gedung di dekatnya.
