sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kepemilikan Treasury AS Bisa Jadi Senjata Jepang dalam Negosiasi Tarif

News editor Wahyu Dwi Anggoro
02/05/2025 18:18 WIB
Kepemilikan besar-besaran Jepang atas obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dapat menjadi senjata Negeri Sakura tersebut dalam negosiasi tarif.
Kepemilikan Treasury AS Bisa Jadi Senjata Jepang dalam Negosiasi Tarif. (Foto: Freepik)
Kepemilikan Treasury AS Bisa Jadi Senjata Jepang dalam Negosiasi Tarif. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Kepemilikan besar-besaran Jepang atas obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dapat menjadi senjata Negeri Sakura tersebut dalam negosiasi tarif.

"Itu memang ada sebagai kartu, tetap apakah kita akan menggunakannya atau tidak adalah hal lain," kata Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato dalam sebuah acara berita di stasiun televisi TV Tokyo, dilansir dari AP pada Jumat (2/5/2025).

Jepang adalah negara asing pemegang Treasury AS terbesar. Angkanya mencapai USD1,1 triliun pada akhir Februari 2025.

China berada di posisi kedua. Negeri Tirai Bambu tersebut memegang Treasury AS senilai hampir USD800 miliar.

Sebelumnya, pejabat Jepang termasuk Kato telah mengesampingkan opsi tersebut. Penjualan Treasury AS secara masif dapat menimbulkan gejolak pasar keuangan.

Komentar tersebut muncul di tengah negosiasi tarif putaran kedua antara Jepang dan AS di Washington pekan ini. Seusai perundingan itu, kedua negara menargetkan mencapai kesepakatan selambatnya pada Juni 2025.

Menurut laporan media Jepang, negosiasi berlangsung alot. Kedua kubu enggan untuk memberikan kompromi yang dapat merugikan kepentingan nasoonal mereka.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif tinggi untuk puluhan negara pada 2 April 2025, namun kemudian menundanya selama 90 hari. Alhasil, tenggat waktu negosiasi adalah awal Juli 2025. (Wahyu Dwi Anggoro)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement