Lebih lanjut, ia mengatakan tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi kemungkinan lonjakan ISPA yang bisa saja terjadi akibat buruknya kualitas udara di Jakarta. Ia memastikan, ketersediaan obat-obatan untuk pasien tercukupi.
"Ketersediaan obat dipastikan tercukupi," jelasnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat sejak Januari hingga Mei 2023, setiap bulan sedikitnya 100.000 warga terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penyakit ini dipicu oleh perubahan iklim.
"Hanya 0,9% warga DKI Jakarta terkena batuk, pilek, ISPA/pneumonia, setiap bulannya rata-rata 100.000 kasus dari 11 juta penduduk," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama dalam keterangan, Jumat (11/8/2023).
Ngabila menjabarkan selama Januari terdapat 102.609 kasus, selanjutnya Februari 10.4638 kasus, Maret 119.734 kasus, dan April 109.705. Kasus itu sempat turun pada Mei 99.130 dan kembali naik pada Juni 102.475 kasus.
(SLF)