Kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yang aktif, yakni fenomena La Nina lemah yang diperkirakan masih berlangsung hingga awal tahun 2025, serta angin monsun Asia yang aktif disertai seruakan dingin yang memperkuat peluang terjadinya hujan sedang hingga lebat.
"Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer seperti Rossby ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low meningkatkan potensi awan konvektif yang bersifat lokal yang signifikan," kata dia.
BMKG melaporkan kehadiran Bibit Siklon Tropis 94S di Samudera Hindia selatan Jawa yang bergerak menjauh ke arah barat-barat daya menyebabkan pola konvergensi di wilayah pesisir Selatan Jawa Bagian Tengah– NTB, turut meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif yang menghasilkan hujan lebat, angin kencang, dan petir.
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, akan terjadi selama periode 31 Desember 2024 hingga 6 Januari 2025.
(Nur Ichsan Yuniarto)