Namun, diketahui para peretas masih dapat membagikan atau menjual data yang dicuri sebagai bagian dari upaya mereka untuk memeras M&S, yang masih menimbulkan risiko penipuan identitas.
Perusahaan ritel tersebut belum mengungkapkan berapa banyak data pelanggannya yang telah dicuri, tetapi mengatakan pihaknya telah mengirim email ke semua pengguna situs web untuk memberi tahu mereka, melaporkan kasus tersebut ke pihak berwenang terkait, dan bekerja sama dengan para ahli keamanan siber untuk memantau setiap perkembangan.
"(Kami) bekerja sepanjang waktu untuk mengembalikan keadaan ke keadaan normal" secepat mungkin,” kata Machin.
Menurut laporan tahunan, perusahaan tersebut memiliki sekitar 9,4 juta pelanggan daring aktif hingga 30 Maret 2025.
(Febrina Ratna Iskana)