Disinyalir salah satu penyebab kurang optimalnya sistem pengelolaan cadangan beras Bulog pada semester I, yaitu kurang banyaknya outlet penyaluran cadangan beras Bulog sehingga dikhawatirkan apabila Bulog memiliki terlalu banyak stok, namun kurang dalam hilirisasinya, sehingga akan sulit dalam menjaga kualitas stoknya.
Sedangkan pada saat ini, harga gabah (GKP dan GKG) di tingkat petani dan pedagang cukup tinggi akibat tingginya harga pupuk, kenaikan harga BBM, serta meningkatnya biaya operasional pelaku usaha sehingga tantangan lainnya bagi NFA ialah menjaga pertumbuhan ekonomi selaras dengan tingkat inflasi.
“Untuk itu ke depan sebaiknya kita bersama sama Kementerian dan Lembaga lainnya harus duduk menyiapkan sistem untuk mengatur turn over stok beras Bulog, salah satu caranya kembali mengintegrasikan program-program pemerintah seperti bansos, raskin menggunakan beras Bulog,” tandasnya.
(DES)