sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Masyarakat Jangan Khawatir, Bapanas Pastikan Stok Beras Cukup selama Nataru 

News editor Advenia Elisabeth/MPI
30/11/2022 09:16 WIB
Perkiraan produksi beras di November mencapai 2,2 juta ton dan Desember 1 juta ton sehingga totalnya sekitar 3 juta ton.
Masyarakat Jangan Khawatir, Bapanas Pastikan Stok Beras Cukup selama Nataru (Foto: MNC Media)
Masyarakat Jangan Khawatir, Bapanas Pastikan Stok Beras Cukup selama Nataru (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kepala Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Natal dan Tahun Baru (Nataru) nanti.

Data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perkiraan produksi beras di November mencapai 2,2 juta ton dan Desember 1 juta ton sehingga totalnya sekitar 3 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi beras di angka 2,5-2,6 juta ton per bulan, dengan demikian selisihnya berkisar 2 juta ton. 

“Dengan stok yang ada dari panen-panen sebelumnya kebutuhan beras Nataru cukup. Kita menjamin stok beras cukup, jadi masyarakat jangan khawatir dan tidak perlu panik dengan berbelanja berlebihan, karena pemerintah akan menjaga agar stok beras ini bisa tersebar merata di masyarakat,” tegasnya dikutip dari keterangan resmi, Rabu (30/11/2022).

Upaya menjaga stabilitas harga beras jelang Nataru tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang meminta agar semua pihak memperhatikan kesiapan bahan pangan dan energi setiap menjelang hari besar keagamaan dan nasional. Hal tersebut penting mengingat akan terjadi lonjakan konsumsi dan mobilitas. Sedangkan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, pemerintah perlu meningkatkan cadangan beras Bulog.

Namun, menurut Arief ada satu masalah, persediaan beras oleh Bulog tidak dimaksimalkan pada saat musim panen raya yakni Maret dan April. Imbasnya, masa-masa krusial seperti saat ini Bulog harus menggenjot persediaan beras dengan berbagai upaya. 

"Idealnya pemenuhan cadangan beras Bulog dimaksimalkan pada musim panen raya semester I (Maret dan April), sehingga pada semester II Bulog dapat melakukan intervensi pasar pada akhir tahun, dengan kisaran 150 ribu ton per bulan dan 200 ribu ton per bulan pada Januari-Februari 2023. Dalam intervensi tersebut pemerintah dapat melepas beras dengan harga Rp 8.300 per kg dan sampai di masyarakat dengan harga Rp 9.000 per kg," terangnya. 

Arief mengatakan peran cadangan beras Bulog sangat penting, sebab beras merupakan salah satu instrumen bagi pemenuhan kesejahteraan masyarakat, yaitu sebesar 3-4% penyumbang inflasi dalam tiga bulan terakhir. 

Di samping itu, sebagai instrumen pengendalian inflasi, cadangan beras Bulog dipergunakan untuk berbagai keperluan baik stabilisasi pasokan dan harga beras, bantuan bagi korban bencana alam, hingga bantuan sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Disinyalir salah satu penyebab kurang optimalnya sistem pengelolaan cadangan beras Bulog pada semester I, yaitu kurang banyaknya outlet penyaluran cadangan beras Bulog sehingga dikhawatirkan apabila Bulog memiliki terlalu banyak stok, namun kurang dalam hilirisasinya, sehingga akan sulit dalam menjaga kualitas stoknya. 

Sedangkan pada saat ini, harga gabah (GKP dan GKG) di tingkat petani dan pedagang cukup tinggi akibat tingginya harga pupuk, kenaikan harga BBM, serta meningkatnya biaya operasional pelaku usaha sehingga tantangan lainnya bagi NFA ialah menjaga pertumbuhan ekonomi selaras dengan tingkat inflasi.

“Untuk itu ke depan sebaiknya kita bersama sama Kementerian dan Lembaga lainnya harus duduk menyiapkan sistem untuk mengatur turn over stok beras Bulog, salah satu caranya kembali mengintegrasikan program-program pemerintah seperti bansos, raskin menggunakan beras Bulog,” tandasnya.

(DES)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement