"Kalau memang truk itu dianggap bisa menghidupi jutaan orang, pengusaha dan lainnya, ya sudah kita balik saja. Kalau ada yang meninggal tidak usah diributkan, karena tidak sebanding dengan apa yang diberikan oleh ODOL terhadap perekonomian," kata Menhub.
Menurutnya, resistensi yang terjadi atas penindakan truk ODOL sudah dapat digambarkan ketika penyelenggaraan arus mudik dan balik lebaran 2025. Ketika pemerintah melakukan pembatasan operasional kendaraan barang di jalan raya hingga akhirnya menimbulkan demonstrasi dari para pengusaha truk.
"Bahwa nanti ada resistensi iya, kemarin mengatur lebaran saja 2 minggu saya sudah didemo, tapi kan saya berpikir, kalau tidak tahan mereka, bisa dibayangkan, 1 truk bisa ambil 11 nyawa akibat kecelakaan," kata Menhub.
"Mau 1 atau 2 orang yang meninggal, itu tidak bisa kita bandingkan dengan inflasi, apakah harus kita saksikan terus setiap hari ada yang meninggal. Maka selalu saya tegaskan, satu nyawa tidak bisa kita sandingkan dengan angka," ujarnya. (Wahyu Dwi Anggoro)