Di sisi lain, kata dia, BNPB juga telah melakukan koordinasi dengan pihak Otoritas IKN untuk menjalankan rencana kontijensi dalam rangka antisipasi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir hingga tanah longsor di sana.
BNPB telah menyerahkan konsep kajian risiko bencana yang kemudian akan diatensi sebagai bentuk upaya pengurangan risiko bencana.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak Otoritas IKN untuk kesiapan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah,” ujar dia.
Di samping untuk mengurangi potensi risiko bencana hidrometeorologi basah, operasi TMC di Kalimantan Timur juga dilakukan sebagai bentuk pengurangan risiko bencana hidrometeorologi kering seperti kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan.
Sehari sebelumnya atau Jumat (2/8/2024), Kepala BNPB telah mengumpulkan seluruh perwakilan unsur forkopimda Kalimantan Timur untuk membahas upaya kesiapsiagaan dalam Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Kekeringan, Kebakaran Hutan, Lahan dan Asap yang digelar di Kota Balikpapan.
(Dhera Arizona)