"Namun, kita juga menghadapi tantangan bersama, antara lain keterbatasan akses terhadap teknologi dan pembiayaan, kekurangan infrastruktur, kurangnya keterampilan, serta kompleksitas dalam menghadapi standar global dan ketentuan perdagangan yang kerap kali bersifat membatasi. Dalam konteks ini, sangat penting bagi negara berkembang yang kaya akan mineral kritis untuk membentuk platform dialog — guna berbagi pengalaman, bertukar praktik terbaik, serta membangun kesepahaman bersama dalam rangka berpartisipasi secara lebih adil dalam rantai pasok global,” katanya.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, turut menekankan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat upaya transformasi ekonomi.
“Indonesia memandang CRM sebagai keunggulan strategis untuk mendorong kepentingan nasional. Melalui dialog ini, kami berharap dapat memperkuat koordinasi, berbagi pengalaman, dan mengeksplorasi peluang untuk mendorong kolaborasi dalam kerangka kerja sama Selatan-Selatan,” katanya.
Delegasi sepakat bahwa CRM Dialogue perlu ditindaklanjuti melalui rencana aksi yang konkret dan berdampak, mencakup penguatan kapasitas serta peningkatan kerja sama internasional.
Lebih lanjut, para delegasi juga menegaskan pentingnya untuk melanjutkan mekanisme dialog ini secara inklusif, setara, dan saling menguntungkan bagi seluruh pemangku kepentingan. (Wahyu Dwi Anggoro)