Dalam operasi SAR tersebut, petugas memberdayakan personel gabungan mulai dari tim anjing pelacak K-9 SAR Direktorat Samapta Polda Sumut bersama tim alat berat dari BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan dan Dinas PUPR guna menyisir sektor dua dan tiga.
Kemudian tim Basarnas Special Group dan Polairud untuk pencarian di sektor satu di dasar Danau Toba serta tim permukaan perairan oleh Basarnas, BPBD Humbang Hasundutan dibantu tim Aquaeye untuk menyisir wilayah perairan dalam menggunakan alat monitor khusus.
"Adapun kendala yang dihadapi tim gabungan operasi SAR ini mengingat jumlah material bebatuan besar sangat banyak. Batu-batu besar itu juga menjadi faktor anjing pelacak kurang maksimal dalam mendeteksi keberadaan korban," ucap Budiono.
Sementara itu, Budiono menuturkan, material lumpur yang terbawa banjir bandang juga memiliki ketebalan bervariasi hingga tiga meter. "Sehingga dibutuhkan upaya ekstra dari para tim untuk menemukan 10 korban yang hilang," ucapnya.