IDXChannel – Papua tengah dilanda kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan. Bahkan sebanyak enam warga dikabarkan tewas akibat dehidrasi.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan kematian enam orang warga Puncak Jaya, Papua terjadi setelah mereka mengalami diare. Berdasarkan penelusurannya, mereka sempat muntah pada waktu siang hari hingga 20 kali.
Malamnya dehidrasi dan selanjutnya diare sebelum ditemukan meninggal dunia. Dengan kondisi tersebut, SYL mengaku langsung memerintahkan jajarannya untuk segera mengirim bantuan.
Dia tak mau tinggal diam dalam mengambil langkah darurat untuk memasok logistik makanan ke Papua. "Laporan yang saya terima di hari pertama dia muntah siangnya 10-20 kali, malamnya diare, dehidrasi. Itu yang saya tahu," ujar Mentan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/7/2023).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan yang diiringi cuaca dingin ekstrem terjadinya hujan es di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
BNPB menyebut, kekeringan itu menyebabkan warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih hingga mengakibatkan enam warga yang meliputi lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia.
"Kematian karena diare dan dehidrasi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Abdul menyebutkan berdasarkan laporan tersebut, kekeringan ini telah berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa. Adapun penanganan darurat yang telah dilakukan meliputi penyelidikan epidemiologi kepada para korban yang meninggal dunia oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah.
"Selain itu distribusi bantuan makanan dan obat-obatan serta penyuluhan kesehatan juga dilakukan secara berkala. Operasi pemantauan dan penanganan kesehatan ini juga didampingi oleh Emergency Medical Team (EMT) Regional Papua," katanya.
Secara terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Puncak, Darwin Tobing mengatakan bahwa selain kekeringan ada juga fenomena salju dan hujan es yang mengakibatkan sebagian tanaman pangan di sana rusak. Dia menegaskan tidak ada kelaparan di wilayah kerjanya.
"Salju dan hujan es menjadi fenomena yang mengakibatkan pangan rusak mutunya. Jadi tidak ada indikasi kelaparan. Makanan ada, tapi tidak berkualitas," pungkasnya.
(FRI)