"Jadi dari sini saya bisa katakan peranan kita ini makin kecil dan ini akan berlanjut, karena asing-asing ini kan modal besar, mereka lebih efisien, ada di mana-mana, dan banyak dari mereka juga mungkin enggak banyak pajak juga, karena kan iklannya programatik langsung di luar negeri, kalau kita kan harus bayar pajak," lanjutnya.
Menurutnya, hal itu berdampak pada sisi komersial media. Hary menilai, pendapatan media dari sisi iklan telah mengalami penurunan akibat adanya dominasi media sosial yang terafiliasi "asing."
"Sekarang TV dominasinya cuma 40 persen, semua tergerus. Digital mungkin sudah 50-an, dan dari 50-an itu 80 persen digital asing. Ya jadi komersial kita mengalami degradasi, secara informasi kita mengalami degradasi," kata Hary.
Hary juga heran media konvensional berbasis nasional tidak bisa melawan dan bersikap atas fenomena ini. Padahal, kata dia, solusinya hanya pada aspek regulasi.
"Ini tidak bisa terus-menerus. Saya tuh kadang heran, kita ini di media, kenapa enggak bisa kompak melawan ini? Karena solusinya regulasi," kata Hary.