"Kemudian saya dibohongi juga orang suruh nyediain gerobak, tapi gerobaknya malah dibawa kabur entah ke mana. Jadi kita jatuh bangun," lanjutnya.
Sri Poniti hampir frustrasi. Beruntung dia masih punya pegangan penghasilan dari tempat kerjanya di Jakarta.
Namun, niatnya untuk membangun usaha tak meredup. Akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang memberi tahu tempat bahan baku yang bisa mengambil dengan sistem utang.
"Kemudian dikenalin sama distributor dari situ saya dikasih utang sama distibutornya," ucapnya.
Setelah usahanya berjalan kembali, Sri Poniti dikenalkan dengan pihak dari BRI. Dia langsung ditawari pinjaman untuk mengembangkan usahanya tersebut.