ASEAN-BAC mencatat pada 2010 investasi asing langsung di kawasan hanya mencapai USD23 miliar, namun melonjak menjadi USD47 miliar pada 2021. Diperlukan waktu satu dekade untuk meningkatkan nilai investasi asing langsung dua kali lipat.
Padahal, Asia Tenggara memiliki banyak keunggulan berupa sumber daya energi alam yang besar, mampu untuk memenuhi permintaan energi global. Sementara ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mampu berkembang menjadi USD330 miliar pada 2025.
“Saya pastikan keunggulan-keunggulan ASEAN adalah nyata dan sudah terbukti. Bisnis yang kami ciptakan juga memberikan harapan pertumbuhan yang jelas,” tutur Arsjad.
Dalam pertemuan AEM ke-55 ini, ASEAN-BAC juga melangsungkan beberapa pertemuan lain, salah satunya membahas ASEAN Tariff Finder, platform online untuk mengakomodasi para pedagangan dalam memaksimalkan manfaat dari Free Trade Agreement (FTA) yang sudah terjalin atau yang tengah ditingkatkan.
Beberapa FTA yang sudah terjalin antara lain Association of Southeast Asian Nations Trade in Goods Agreement (ATIGA), FTA ASEAN+1, Regional Comprehensive Economic Partnerships (RCEP), dan FTA bilateral yang telah dirampungkan oleh negara-negara anggota kawasan dengan mitra-mitranya.