Selain itu, Dwikorita juga mengungkapkan bahwa dampak perubahan iklim memang benar-benar nyata, tidak hanya jelas di puncak gunung, bagaimana salju abadi di Puncak Jaya itu terus mencair namun juga di perkotaan semakin terasa, bagaimana siksaan dampak perubahan iklim juga akibat dari polusi yang ditimbulkan oleh manusia sendiri.
Oleh karena itu, Dwikorita mengajak bersama-sama menyadari betapa pentingnya terus menjaga mengendalikan laju kenaikan suhu dengan cara terutama mentransformasikan energi fosil menjadi energi yang lebih ramah lingkungan.
“Dan kami usulkan pula, kami rekomendasikan pula di dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional, bukan hanya program untuk peringatan dini, namun di situ belum dituliskan perlunya program secara lebih sistematis untuk observasi monitoring parameter-parameter lingkungan,” kata Dwikorita.
“Jadi kita tidak bisa langsung bahasa Jawa-nya, ujug-ujug, ujug-ujug itu tiba-tiba, memberikan peringatan dini tanpa didukung oleh systematic observation, sistematik continuous monitoring program ini sangat vital demi mewujudkan analisis kesimpulan yang tepat dan peringatan dini yang cepat tepat dan akurat,” pungkasnya.
(SLF)