“Melihat hal ini, kami telah mencatat sejumlah capaian penting, seperti memperkenalkan bus listrik untuk seluruh armada Transjakarta pada 2030, mendorong pertanian kota, mengolah sampah menjadi energi terbarukan, dan melakukan restorasi mangrove untuk meningkatkan serapan karbon. Melalui inovasi tersebut, diharapkan Jakarta mampu mengubah tantangan iklim menjadi sumber pertumbuhan dan ketahanan kota,” kata dia.
Sebagai informasi, melalui kolaborasi dengan C40 Cities Finance Facility (CFF), Jakarta telah mengimplementasikan uji coba 100 bus listrik pada 2019, serta menjalankan program Hospitals Improvement for Green and Just Recovery pada 2025. Program ini mencakup pemasangan panel surya di atap dan peningkatan efisiensi energi pada 28 rumah sakit milik pemerintah kota, dengan tujuan menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Jakarta juga menjadi bagian dari program Clean Air Catalyst yang dipimpin oleh United States Agency for International Development (USAID) dan World Resources Institute (WRI). Program ini berfokus pada pemantauan kualitas udara, penelitian dampak polusi terhadap kelompok rentan, serta peningkatan kesadaran publik mengenai sumber polusi udara.
Selain itu, Jakarta turut berpartisipasi dalam program Climate Action Implementation (CAI) yang diinisiasi oleh C40 untuk mempercepat aksi mitigasi perubahan iklim dan transisi menuju energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.
(kunthi fahmar sandy)