Putin mencatat AS terus bersikeras mempertahankan hegemoni, sementara mitra NATO-nya secara terbuka mengakui mereka ingin menimbulkan kekalahan strategis di Rusia. “Rusia tidak bisa mengabaikan ini. Kita tidak bisa membiarkan diri kita mengabaikan ini,” tegas Putin.
“Sebelum kita kembali membahas perjanjian ini, kita harus memahami sendiri apa niat negara-negara seperti Prancis dan Inggris serta bagaimana kita akan mempertimbangkan persenjataan strategis mereka juga, yang merupakan potensi serangan kumulatif NATO,” papar Putin.
Perjanjian New START awalnya ditandatangani pada tahun 2010 oleh Presiden AS Barack Obama dan Dmitry Medvedev saat itu, dan bertujuan mengurangi setengah dari jumlah peluncur rudal nuklir strategis yang dikerahkan di seluruh dunia.
Di bawah perjanjian itu, kedua negara seharusnya mengizinkan pihak lain melakukan inspeksi dalam jumlah terbatas per tahun untuk memverifikasi kepatuhan terhadap perjanjian tersebut. Kecuali diperpanjang, perjanjian itu akan berakhir pada 2026.
(DKH)