sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PVMBG: Wilayah Karangasem Bali Rawan Tsunami

News editor Binti Mufarida
15/12/2022 10:51 WIB
PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan kawasan pantai utara dan timur, Karangasem, Bali merupakan daerah rawan bencana tsunami.
PVMBG: Wilayah Karangasem Bali Rawan Tsunami (FOTO: MNC Media)
PVMBG: Wilayah Karangasem Bali Rawan Tsunami (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kawasan pantai utara dan timur, Karangasem, Bali merupakan daerah rawan bencana tsunami.

Hal tersebut diungapkan dalam analisis geologi PVMBG kejadian gempa merusak dengan magnitudo 5,2 di Karangasem, Provinsi Bali.

PVMBG mengatakan kejadian gempa bumi ini dimulai dengan gempa bumi awal dan juga terjadi gempa bumi susulan. Stasiun BMKG mencatat gempa bumi awal tanggal 13 Desember 2022 pukul 16:56:41 WIB dan 17:00:42 WIB dengan magnitudo (M4,8) dan (M4,7), serta gempa bumi susulan pukul 22:32:53 dan tanggal 14 Desember 2022 pukul 03:17:22 dengan magnitudo (M3,3) dan (M3,9).

Sementara itu, PVMBG mengatakan lokasi pusat gempa bumi terletak dekat dengan wilayah Kabupaten Karangasem. “Wilayah ini pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran pantai, dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal yang merupakan bagian dari morfologi tubuh gunungapi,” ungkap PVMBG dalam keterangan resminya, Kamis (15/12/2022).

Lebih lanjut, PVMBG mengungkapkan litologinya tersusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan gunungapi muda (breksi gunungapi, lava, tuff, batuan jatuhan gunungapi). “Sebagian batuan rombakan gunungapi muda tersebut telah mengalami pelapukan,” katanya.

PVMBG juga mengatakan adanya endapan kuarter yang bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi. “Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan rombakan gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi,” paparnya.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif berupa sesar naik busur belakang Flores dengan mekanisme sesar naik.
“Sesar ini membentang di utara Bali, NTB hingga Flores dan pernah mengakibatkan terjadinya gempa bumi dahsyat pada tahun 2018,” kata PVMBG.  

Menurut data Badan Geologi, kata PVMBG, mengatakan sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.

“Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi pada dasar laut yang dapat memicu kejadian tsunami. Menurut data Badan Geologi pantai di utara dan timur Kabupaten Karangasem tergolong rawan bencana tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 2 meter,” katanya.

PVMBG pun mengatakan melihat Kabupaten Karangasem tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. “Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi,” tutupnya. (RRD)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement