Rusia menyerukan penyelidikan internasional yang dipimpin PBB terhadap "sabotase" tersebut untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu. Namun, permintaan Moskow itu tidak mendapat dukungan dari Dewan Keamanan PBB.
Kedubes Rusia juga menegaskan bahwa "semua negara tertarik menegakkan kebenaran dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas sabotase itu demi mencegah serangan teroris serupa di masa depan."
Mereka menyebut AS mengabaikan potensi kerusakan besar lingkungan akibat ledakan tersebut.
Misi Rusia di AS itu juga mengingatkan tentang ratusan ribu amunisi dengan bahan kimia beracun yang tenggelam di Laut Baltik selama Perang Dunia Kedua.
“Dengan mempertimbangkan kondisi (amunisi) yang buruk, setiap ledakan di perairan ini bisa berubah menjadi bencana lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tandas Kedubes Rusia.
(DKH)