"On Time Performance atau OTP-nya sangat buruk," Saiful menegaskan.
Data yang tercatat di Kemenag, dari 50 penerbangan 2 kloter lebih cepat, 20 kloter tepat waktu, 8 kloter terlambat 30 menit sampai dengan 1 jam, 13 kloter terlambat 1 sampai 2 jam, dan 7 kloter terlambat lebih dari 2 jam.
Saiful berharap Garuda Indonesia fokus pada upaya perbaikan kinerja pada sisa penerbangan pemulangan jamaah haji Indonesia. Pastikan pesawat yang akan digunakan siap. Kru pesawat juga siap bertugas, sehingga potensi terjadinya keterlambatan atau delay penerbangan tidak terulang.
"Kasihan jamaah kalau Garuda delay terus. Saya harap Garuda fokus saja pada perbaikan kinerja. Layani jamaah haji Indonesia dengan baik dengan tidak membuat jadwal penerbangan delay," harapnya.
Diketahui, sebanyak 46 kelompok terbang (kloter) jamaah haji Indonesia berangkat pada gelombang I berubah rute penerbangannya. Sekitar 20 ribu jamaah yang seharusnya pulang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.
Karena Garuda Indonesia gagal mendapat slot time, jamaah harus pulang melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Akibatnya, jamaah harus menempuh perjalanan darat cukup jauh dan melelahkan.
(FAY)