IDXChannel - Dalam setahun berjalan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat capaian signifikan dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025, sebanyak 41,8 juta masyarakat Indonesia telah mengikuti pemeriksaan kesehatan melalui program CKG. Sementara, tercatat jumlah pendaftar CKG mencapai 44,9 juta masyarakat.
“Kalau yang pertama, yang paling besar itu adalah program cek kesehatan gratis. Ini data yang saya lihat dua hari yang lalu, yang daftar 44 juta sekian, yang sudah diperiksa 41 juta. Jadi banyak sekali ini ya,” kata Menkes dalam keterangannya, dikutip Minggu (19/10/2025).
Data Kemenkes yang dilihat Minggu (19/10/2025), tercatat 44.910.083 orang yang mendaftar Cek Kesehatan Gratis dengan rincian sebanyak 41.899.205 orang yang hadir atau dilayani CKG, 31.541.903 selesai dilayani, dan 1.069.217 tidak hadir.
Sementara itu, pelayanan CKG sudah dilaksanakan di 125.648 sekolah, 10.118 Puskesmas, di 510 kabupaten/kota, di 38 provinsi.
Kemenkes mencatat, provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah kehadiran terbanyak yakni sebanyak 9.906.869 orang telah mengikuti CKG. Diikuti Jawa Timur sebanyak 7.928.186 orang, Jawa Barat 5.994.224 orang, DKI Jakarta sebanyak 2.280.426 orang, dan Sumatera Utara 2.203.890 orang.
Pada akhir 2025, pemerintah menargetkan sebanyak 53 juta peserta didik di seluruh Indonesia untuk mengikuti program CKG Sekolah. Program ini akan menjangkau 282.317 satuan pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/SMK, termasuk madrasah, pesantren, sekolah luar biasa (SLB), serta sekolah rakyat.
“Karena Sekolah Rakyat itu adalah sekolah berasrama, jadi kemarin kita mulainya duluan. Kita sudah melakukan Cek Kesehatan Gratis Sekolah Rakyat di 72 sekolah,” ujar Menkes.
Menkes menuturkan, hasil awal menunjukkan bahwa masalah gigi menjadi keluhan paling umum pada anak-anak, disusul gangguan mata dan anemia. Selain itu, CKG Sekolah juga mencakup pemeriksaan kesehatan jiwa, mengingat selama ini deteksi dini terhadap gangguan mental anak masih belum optimal.
“Di cek kesehatan gratis sekolah ini kita juga mulai memperkenalkan cek kesehatan jiwa. Karena banyak selama ini kita tidak bisa mengidentifikasi kalau ada masalah kejiwaan, kesehatan jiwa di anak-anak kita,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) program CKG Sekolah menyasar anak usia 7 hingga 17 tahun dengan jenis pemeriksaan yang dilakukan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Untuk SD/sederajat terdapat 13 jenis pemeriksaan, termasuk status gizi, tekanan darah, kebugaran fisik, gigi, mata, telinga, kesehatan mental, dan riwayat imunisasi.
Sementara itu, untuk SMP/sederajat, terdapat 15 jenis pemeriksaan, di antaranya skrining talasemia dan tes kadar hemoglobin melalui pengambilan darah sederhana di ujung jari. Selanjutnya, untuk siswa SMA/sederajat terdapat 14 jenis pemeriksaan, dengan penambahan aspek pemeriksaan kesehatan reproduksi.
(Febrina Ratna Iskana)