IDXChannel - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mulai menutup (shutdown) sebagian besar operasinya pada hari Rabu, karena perpecahan partisan yang mendalam sehingga menghalangi Kongres dan Gedung Putih mencapai kesepakatan pendanaan.
Dilansir dari laman Reuters Rabu (1/9/2025), hal ini memicu kebuntuan yang panjang dan melelahkan dan dapat menyebabkan hilangnya ribuan pekerjaan federal.
Wakil Presiden JD Vance mengeluarkan peringatan yang tidak biasa tentang keselamatan udara, dengan mencatat bahwa pengatur lalu lintas udara dan personel Administrasi Keamanan Transportasi (staf penting yang bekerja selama penutupan pemerintahan) khawatir tentang keterlambatan gaji.
"Jika Anda terbang hari ini, saya harap Anda tiba dengan selamat dan tepat waktu, tetapi Anda mungkin tidak tiba tepat waktu karena Badan Keamanan Transportasi (TSA) dan pengatur lalu lintas udara tidak dibayar hari ini," kata Vance di Fox News.
Penutupan pemerintah terlama di AS, yang berlangsung selama 35 hari pada periode 2018-2019 selama masa jabatan pertama Trump, berakhir sebagian setelah penundaan penerbangan disebabkan oleh pengatur lalu lintas udara yang menelepon karena "sakit".
Tidak ada jalan keluar yang jelas dari kebuntuan ini, bahkan berbagai lembaga memperingatkan bahwa penutupan pemerintah ke-15 sejak 1981 akan menghentikan rilis laporan ketenagakerjaan bulan September yang diawasi ketat, sehingga dapat memperlambat perjalanan udara, menangguhkan penelitian ilmiah, menahan gaji pasukan AS, dan menyebabkan 750.000 pegawai federal dirumahkan dengan biaya harian sebesar USD400 juta.
Presiden Republik Donald Trump, yang kampanyenya untuk merombak pemerintahan federal secara radikal sudah berada di jalur yang tepat untuk memberhentikan sekitar 300.000 pekerja pada bulan Desember, serta memperingatkan anggota Kongres dari Partai Demokrat bahwa penutupan pemerintahan dapat membuka jalan bagi lebih banyak PHK.
Senat Demokrat pada hari Selasa memblokir langkah sementara untuk mendanai pemerintah hingga 21 November, karena penolakan Partai Republik untuk melampirkan perpanjangan tunjangan kesehatan bagi jutaan warga Amerika yang akan berakhir pada akhir tahun. Partai Republik mengatakan masalah ini harus ditangani secara terpisah.
Kedua belah pihak berpura-pura menyalahkan satu sama lain dan mencari keuntungan dalam pemilihan paruh waktu 2026 yang akan menentukan kendali Kongres.
Pemimpin Senat dari Partai Republik, John Thune, menjadwalkan serangkaian pemungutan suara lagi pada hari Rabu, dengan harapan dapat menekan Partai Demokrat untuk mengubah sikap.
Di sisi lain, penutupan pemerintah direncanakan akan menunda rilis beberapa laporan ekonomi pemerintah, menambah kekhawatiran para investor Wall Street di tengah ketidakpastian ekonomi.
(kunthi fahmar sandy)