sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tak Terbendung, Trump Dominasi Pemilihan Capres Partai Republik

News editor Wahyu Dwi Anggoro
24/01/2024 14:08 WIB
Tak Terbendung, Trump Dominasi Pemilihan Capres Partai Republik
Tak Terbendung, Trump Dominasi Pemilihan Capres Partai Republik. (Foto: REUTERS/Mike Segar)
Tak Terbendung, Trump Dominasi Pemilihan Capres Partai Republik. (Foto: REUTERS/Mike Segar)

Tak Terbendung, Trump Dominasi Pemilihan Capres Partai Republik

IDXChannel - Donald Trump mendominasi pemilihan calon presiden Partai Republik. Tokoh kontroversial tersebut baru-baru ini menang di New Hampshire, setelah sebelumnya tak terbendung di Iowa.

Dilansir dari Reuters pada Rabu (24/1/2024), pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) akan digelar pada November 2024. Trump kemungkinan besar akan kembali berhadapan dengan calon petahana Joe Biden dari kubu Demokrat.

Pesaing Trump di Partai Republik satu-persatu mundur, mulai dari Vivek Ramaswamy hingga Ron de Santis. Lawan yang tersisa hanyalah eks Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nikki Haley.

“Perlombaan ini masih jauh dari selesai,” kata Haley setelah mengakui kekalahannya di New Hampshire.

"Saya seorang pejuang. Dan saya suka bertarung. Dan sekarang kamilah satu-satunya yang masih melawan Donald Trump," lanjutnya.

Dalam pidato kemenangannya, Trump mengolok-olok Haley. Dia menyebut politisi Partai Republik berdarah India itu sebagai seseorang yang delusional.

"Dia berpidato seolah-olah dia menang. Dia tidak menang. Dia kalah," Ucap Trump.

Kekalahan di New Hampshire kemungkinan akan memperkuat seruan agar Haley mundur dari kontestasi. Sejumlah politisi Partai Republik ingin kubu konservatis solid di belakang Trump.

Meskipun Trump mendominasi pemilihan pendahuluan Partai Republik, posisinya rentan karena terjerat berbagai kasus hukum. Dia saat ini menghadapi 91 tuntutan pidana, termasuk upayanya membalikkan kekalahan dari Biden pada 2020. Dia membantah melakukan kesalahan dan mengaku sebagai korban serangan politik.

Sekitar 42% pemilih yang berpartisipasi dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik mengatakan Trump tidak layak jadi presiden jika terbukti bersalah di pengadilan, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Edison. (WHY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement