Ia menjadi terkenal setelah mengembangkan sebuah kompleks di kota Shwe Kokko, Myanmar, dekat perbatasan Thailand, yang sekarang terkenal karena aktivitas penipuan online dan perdagangan manusia.
Kementerian Keamanan Publik China mengatakan, ia dicari karena menjalankan situs perjudian yang telah melibatkan 330.000 orang sejak 2017, dengan transaksi melebihi 2,7 miliar yuan atau sekitar Rp6,3 triliun.
"Ia dikenal memiliki portofolio bisnis dan investasi yang kuat di seluruh Asia Tenggara, dan khususnya Kamboja, Myanmar, Thailand, dan Filipina, yang mencakup berbagai industri termasuk real estat, konstruksi, hiburan, dan teknologi blockchain," kata sebuah laporan soal kejahatan siber yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kejahatan siber telah berkembang pesat di Asia Tenggara, khususnya di negara dengan penegakan hukum lemah seperti Kamboja dan Myanmar. (Wahyu Dwi Anggoro)