IDXChannel - Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai memperingatkan bentrokan antara tentara negaranya dengan pasukan Kamboja dapat berkembang menjadi perang.
Dilansir dari AFP pada Jumat (25/7/2025), pertempuran pecah di perbatasan kedua negara pada Kamis kemarin. Keduanya masih saling serang hingga hari ini.
Sengketa wilayah antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, ketegangan memanas dalam beberapa bulan ke belakang.
"Situasi bisa berkembang menjadi perang, meskipun untuk saat ini, masih terbatas pada bentrokan," ujar Wechayachai kepada para wartawan di Bangkok.
"Kami telah mencoba berkompromi karena kita bertetangga, tetapi sekarang kami telah menginstruksikan militer Thailand untuk segera bertindak jika terjadi keadaan darurat," katanya.
Deru serangan artileri yang terus-menerus terdengar dari sisi perbatasan Kamboja. Seorang warga sipil, pria berusia 70 tahun, tewas dan lima lainnya luka-luka di Provinsi Oddar Meanchey.
Sementara itu, Thailand telah mengevakuasi lebih dari 138 ribu orang yang tinggal dekat perbatasan. Bangkok melaporkan 15 korban jiwa, 14 warga sipil dan seorang tentara, dengan 46 lainnya luka-luka, termasuk 15 tentara.
"Saya tinggal sangat dekat dengan perbatasan. Kami takut karena mereka mulai menembak lagi sekitar pukul 06.00," kata seorang warga Kamboja bernama Pro Bak kepada AFP.
Pertempuran antara kedua negara pernah terjadi pada 2008 dan 2011, secara total menewaskan sedikitnya 28 orang dan mengungsi puluhan ribu orang.
Atas permintaan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengadakan pertemuan darurat pada Jumat untuk membahas bentrokan mematikan tersebut. (Wahyu Dwi Anggoro)