IDXChannel - Presiden AS Donald Trump bersikeras Korea Selatan akan menyediakan investasi miliaran dolar di awal, meskipun Seoul menegaskan bahwa negara itu akan mengalami krisis keuangan jika memenuhi tuntutan AS tanpa jaminan.
Dilansir dari laman Reuters Jumat (26/9/2025), pada bulan Juli, Korea Selatan menjanjikan USD350 miliar untuk proyek-proyek AS, tetapi menolak tuntutan AS untuk mengendalikan dana tersebut dan para pejabat Korea Selatan mengatakan perundingan untuk meresmikan kesepakatan perdagangan mereka menemui jalan buntu.
Awal bulan ini, Trump meresmikan kesepakatan dagang dengan Jepang, menurunkan tarif impor mobil dan produk Jepang lainnya dengan imbalan investasi Jepang senilai USD550 miliar dalam proyek-proyek AS, dan para pejabat AS telah mendesak Seoul untuk melakukan hal yang sama.
"Kami punya di Jepang, USD550 miliar, Korea Selatan USD350 miliar. Itu di muka," kata Trump kepada para wartawan di Ruang Oval sambil memuji jumlah uang yang ia katakan telah dihasilkan dari tarifnya yang besar.
Namun, Korea Selatan menyatakan tidak mampu menyusun investasinya dengan cara yang sama seperti Jepang. Presiden Lee Jae Myung mengatakan kepada Reuters bahwa tanpa perlindungan seperti pertukaran mata uang, ekonomi Korea Selatan dapat terjerumus ke dalam krisis.
Seorang pejabat pemerintah Korea Selatan pun enggan berkomentar mengenai pernyataan Trump, tetapi menegaskan kembali bahwa mereka tetap pada pendiriannya bahwa mereka akan bernegosiasi dengan AS berdasarkan prinsip bahwa kesepakatan tersebut harus memenuhi kepentingan nasional dan layak secara komersial.
Di sisi lain, seorang pejabat senior Kementerian Keuangan yang bepergian bersama Lee di Amerika Serikat menolak berkomentar ketika ditanya tentang komentar terbuka tersebut.
Komentar Trump muncul ketika perundingan dagangnya dengan Korea Selatan semakin diwarnai keraguan politik, yang membuat investor khawatir Seoul mungkin akan berakhir dengan kesepakatan yang buruk atau bahkan tanpa kesepakatan sama sekali.
Para analis pun menyebut pertukaran mata uang kemungkinan besar tidak akan terjadi, dan para negosiator Korea Selatan mendorong agar sebagian besar dana diberikan dalam bentuk pinjaman, alih-alih investasi langsung. Mereka juga mendesak Washington untuk menyediakan mekanisme guna memastikan bahwa proyek-proyek tersebut layak secara komersial.
(kunthi fahmar sandy)